Pendidikan Agama Islam - Penciptaan Manusia Menurut Islam
1. Siapakah Manusia itu??
Manusia adalah makhluk ciptaan
Allah. Tetapi, manusia berbeda dari ciptaan-ciptaan yang lain karena setelah
diciptakan, Allah “meniupkan Roh-Nya sendiri” ke dalam manusia. Al-Quran
tidak mendukung doktrin dualisme dalam diri manusia yang memandang manusia
memiliki jiwa dan badan. Kata ‘nafs’ yang seringkali digunakan dalam
al-Quran dan diterjemahkan sebagai ‘jiwa’ sebenarnya berarti ‘pribadi’ atau
‘keakuan’. Kata ‘nafs’ di sini sebaiknya dipahami sebagai keadaan,
aspek, watak, atau kecenderungan dari pribadi manusia.
Sejak awal penciptaan, manusia
selalu ada dalam tegangan antara yang baik dan yang buruk. Syeitan dan Adam
adalah seusia. Al-Quran memahami syeitan ini sebagai kekuatan antimanusia yang
terus-menerus berusaha untuk menyesatkan manusia dari jalan lurus yang harus
ditempuhnya sehingga manusia terperosok ke dalam tingkah laku yang sesat
(“jatuh ke bumi”). Fakta moral inilah yang merupakan tantangan abadi manusia
dan yang membuat hidup manusia sebagai perjuangan moral yang tak berkesudahan.
Di dalam perjuangan ini Allah berpihak kepada manusia asalkan ia melakukan
usaha-usaha yang diperlukan. Allah menganugerahi manusia kebebasan berkehendak
untuk menyelesaikan misinya sebagai khalifah Allah di bumi yakni menjalankan amanah.
2. Penciptaan Manusia
2. Penciptaan Manusia
Ada banyak
dalil yang menjelaskan proses penciptaan manusia, diantaranya yaitu:
- Al-Hajj ayat 5
- Al-Mu’minun ayat 12-14
Dalam surah Al-Hajj Allah SWT
berfirman:
يَا أَيُّهَا
النَّاسُ إِن كُنتُمْ فِي رَيْبٍ مِّنَ الْبَعْثِ ثُمَّ مِن مُّضْغَةٍ
مُّخَلَّقَةٍ وَغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِّنُبَيِّنَ لَكُمْ ۚ
وَنُقِرُّ فِي الْأَرْحَامِ مَا نَشَاءُ إِلَىٰ أَجَلٍ مُّسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ
طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ ۖ
وَمِنكُم مَّن يُتَوَفَّىٰ وَمِنكُم مَّن يُرَدُّ إِلَىٰ أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا
يَعْلَمَ مِن بَعْدِ عِلْمٍ شَيْئًا ۚ
وَتَرَى الْأَرْضَ هَامِدَةً فَإِذَا أَنزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ
وَأَنبَتَتْ مِن كُلِّ زَوْجٍ بَهِيجٍفَإِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن تُرَابٍ ثُمَّ
مِن نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ
Yang artinya :
“……Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari
tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari
segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami
jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki
sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi,
kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di
antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan
umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang
dahulunya telah diketahuinya….”
Selain dalil-dalil di Al-Quran,
terdapat juga beberapa hadist yang menjelaskan proses penciptaan manusia yang
sifat nya tentu saling melengkapi antara Al-Quran dan hadist, sebagai contoh:
عَنْ عَبْدِ اللهِ بنِ
مَسْعوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قالَ: حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ: إنَّ أَحَدَكُم يُجْمَعُ
خلقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ
عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ
إِلَيْهِ الْمَلَكُ فيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ:
بِكَتْبِ رِزْقِهِ، وَأَجَلِهِ، وَعَمَلِهِ، وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ، فَوَاللهِ
الَّذِيْ لاَ إِلَهَ غُيْرُهُ، إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ
الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ
عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ
أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ
وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ، فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ
أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا. (رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ)
Dari Abu ‘Abdir-Rahman ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menuturkan kepada kami, dan beliau
adalah ash-Shadiqul Mashduq (orang yang benar lagi dibenarkan perkataannya),
beliau bersabda,”Sesungguhnya seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya
dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah (bersatunya sperma
dengan ovum), kemudian menjadi ‘alaqah (segumpal darah) seperti itu pula.
Kemudian menjadi mudhghah (segumpal daging) seperti itu pula. Kemudian seorang
Malaikat diutus kepadanya untuk meniupkan ruh di dalamnya, dan diperintahkan
untuk menulis empat hal, yaitu menuliskan rizkinya, ajalnya, amalnya, dan
celaka atau bahagianya. Maka demi Allah yang tidak ada ilah yang berhak
diibadahi dengan benar melainkan Dia, sesungguhnya salah seorang dari kalian
beramal dengan amalan ahli surga, sehingga jarak antara dirinya dengan surga
hanya tinggal sehasta, tetapi catatan (takdir) mendahuluinya lalu ia beramal
dengan amalan ahli neraka, maka dengan itu ia memasukinya. Dan sesungguhnya
salah seorang dari kalian beramal dengan amalan ahli neraka, sehingga jarak
antara dirinya dengan neraka hanya tinggal sehasta, tetapi catatan (takdir)
mendahuluinya lalu ia beramal dengan amalan ahli surga, maka dengan itu ia
memasukinya”. [Diriwayatkan oleh al Bukhari dan Muslim]
Dari contoh Al-Quran dan hadist diatas, kita dapat menyimpulkan terdapat
beberapa tahap proses pada proses penciptaan manusia, yaitu:
1. Nuthfah
Nuthfatun
adalah sperma laki-laki dan sel telur perempuan yang telah bertemu dan terjadi
pembuahan kemudian terjadi perubahan dari keadaan yang satu kepada yang lain
dan dari bentuk yang satu kepada bentuk yang lain.
Riset para
ahli embriologi menyebutkan bahwa selain mengandung spermatozoa (sperma) air
mani juga tersusun dari berbagai campuran yang berlainan yang mempunyai fungsi
masing-masing, misalnya mengandung gula yang diperlukan untuk menyediakan
energi bagi spermatozoa, menetralkan asam di pintu masuk rahim, dan melicinkan
lingkungan agar memudahkan pergerakan sperma. Air mani yang tersusun dari
berbagai campuran tersebut telah disebutkan dalam Al- Qur'an. "Yang
membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai
penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari sari
pati air yang hina (mani)". (QS. As Sajdah : 7-8).
Kata-kata
sulalah (saripati) pada ayat tersebut merupakan bagian yang mendasar atau
"bagian dari satu kesatuan".
2. 'Alaqah
Peringkat
pembentukan alaqah ialah pada hujung minggu pertama / hari ketujuh. Pada hari
yang ketujuh telor yang sudah disenyawakan itu akan tertanam di dinding rahim.
Selepas itu Kami mengubah nutfah menjadi alaqah.
" Kemudian
Kami mengubah nutfah menjadi alaqah" al-Mukminun : 14'. Alaqah secara
bahasa mempunyai arti sesuatu yang mengambang atau menempel, sedangkan pada
'alaqah ini embrio berbentuk segumpal darah sebagaimana ditegaskan Allah
SWT : "Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah" (QS. Al
'Alaq : 2)
3. Mudghah
Pembentukan mudghah
dikatakan berlaku pada minggu keempat. Perkataan mudghah disebut sebanyak dua
kali di dalam al-Quran iaitu surah al-Hajj ayat 5 dan surah al-Mukminun ayat 14
“Hai
manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka
(ketahuilah) Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari
setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang
sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu
dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah
ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan
berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada
yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai
pikun, supaya Dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah
diketahuinya. dan kamu Lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami
turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan
berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah”. (QS. al-Hajj ayat 5)
"...lalu
segumpal darah itu Kami jadikan daging,..." ( QS. Al Mu'minun : 14)
Pada tahap
Mudhgah ini, bayi diperintahkan untuk mencatat 4 hal, yaitu : Rizki, Ajal,
Amal, dan Nasib (sengsara/bahagia).
4. ‘Idham Lahm
Pada
peringkat ini iaitu minggu kelima, keenam dan ketujuh ialah peringkat
pembentukan tulang yang mendahului pembentukan oto-otot. Apabila tulang
belulang telah dibentuk, otot-otot akan membungkus rangka tersebut.
Firman Allah
yang bermaksud :
"Lalu
Kami mengubahkan pula mudghah itu menjadi izam da kemudiannya Kami membalutkan
Izam dengan daging" al-Mu'minun : 14
Kemudian
pada minggu ketujuh terbentuk pula satu sistem yang kompleks. Pada tahap ini
perut dan usus , seluruh saraf, otak dan tulang belakang mula terbentuk.
Serentak dengan itu sistem pernafasan dan saluran pernafasan dari mulut ke
hidung dan juga ke pau-paru mula kelihatan. Begitu juga dengan organ pembiakan,
kalenjar, hati, buah penggang, pundi air kencing dan lain-lain terbentuk dengan
lebih sempurna lagi. Kaki dan tangan juga mula tumbuh. Begitu juga mata,
telinga dan mulut semakin sempurna. Pada minggu kelapan semuanya telah sempurna
dan lengkap.
5. Peniupan Ruh
Yaitu
peringkat peniupan roh. Para ulamak Islam menyatakan bilakah roh ditiupkan ke dalam
jasad yang sedang berkembang? Mereka hanya sepakat mengatakan peniupan roh ini
berlaku selepas empat puluh hari dan selepas terbentuknya organ-organ tubuh
termasuklah organ seks. Nilai kehidupan mereka telah pun bermula sejak di alam
rahim lagi. Ketika di alam rahim perkembangan mereka bukanlah proses
perkembangan fizikal semata-mata tetapi telahpun mempunyai hubungan dengan
Allah s.w.t melalui ikatan kesaksian sebagaimana yang disebutkan oleh Allah di
dalam al-Quran surah al-A'raf : 172.
dan (ingatlah),
ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan
Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):
"Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau
Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di
hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah
orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", (al-A'raf :
172.)
Dengan ini
entiti roh dan jasad saling bantu membantu untuk meningkatkan martabat dan
kejadian insan disisi Allah s.w.t
Ruh
merupakan penggerak dan pertanda dari kehidupan seorang hamba, tanpa adanya ruh
maka jasad yang telah terbentuk tidak akan sempurna. Tentang ruh ini Allah
Ta`ala berfirman : "Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah
"Ruh itu termasuk urusan Tuhanku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan
melainkan sedikit". (QS. Al Isra' : 85)
Para ahli
ilmu mendefinisikan ruh sebagai organ lembut yang berada pada badan. Proses
peniupan ruh oleh malaikat tersebut diiringi dengan proses penentuan rizkinya,
ajalnya, amalnya dan ia celaka atau bahagia. Proses peniupan ruh pada embrio
tersebut ketika berumur 120 hari sebagaimana disebutkan pada hadits dari
Abi Abdirrahman Abdillah bin Mas'ud RA. yang sudah tersebut di atas.
Hal lain
yang disebutkan dalam Al Qur'an adalah bahwa embrio terselubungi oleh tiga
kegelapan "dzulumatin tsalats". Para pakar embriologi menyebutkan
bahwa maksud dari tiga tabir kegelapan itu adalah ; 1. Dinding bagian dalam
perut ibu, 2. Dinding uterus, dan 3. Membran amniokorionik. Maha benar Allah
Ta`ala dengan firmanNya : "…Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu
kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan…". (QS. Az Zumar : 6)
Komentar
Posting Komentar